Selasa, 25 Maret 2014

Hakikat PAKEM

HAKIKAT PAKEM



PAKEM merupakan singkatan dari, P : Pembelajaran, A : Aktif, K : Kreatif, E : Efektif, M : Menyenangkan. Dalam penggunaannya dilapangan, ada yang menambahkan satu huruf, I : Inovatif, sehingga menjadi PAIKEM.
Pada dasarnya PAKEM di dasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut :
1.      Tuntutan Perundang-undangan
Undang-undang no.20 tentang sisdiknas, pasal 40, Dimana salah satu ayatnya berbunyi: “Guru dan tenaga kependidikan wajib untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, Kreatif, dinamis dan dialogis. Dan PP no.19 tentang standar nasional pendidikan, pasal 19 ayat (1). Dalam PP no.19, ayat (1) dinyatakan bahwa proses pembelajaran adalah satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswauntuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta pskologi siswa.”

Dari tuntutan perundang-undangan tersebut dengan jelas bahwa esensi pendidikan atau pembelajaran harus memperhatikankebermaknaan bagi peserta didik yang dilakukan secara dialogis atau interaktif, yang pada intinya pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pembelajar dan pendidik sebagai fasilitator yang memfasilitasi agar terjadi belajar pada peserta didik.

2.      Asumsi Dasar Belajar Siswa yang Membangun Konsep
Belajar dalam konteks PAKEM dimaknaisebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan atau membangun makna. Dalam prosesnya seorang siswa yang sedang belajar, akan terlibat dalam proses social. Proses membangun makna dilakukan secara terus menerus (sepanjang hayat). Makna belajar tersebut didasari oleh pandangan konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seseorang belajar, yaitu menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya yang direfleksikannya melalui pengalamannya. Ketika kita menemukan sesuatu yang baru, kita dapat merekonstruksikannya dengan ide-ide awal dan pengalaman kita, jadi kemungkinan pengetahuan itu mengubah keyakinan kita atau merupakan informasi baru yang di abaikan karena merupakan sesuatu yang tidak relevan dengan ide awal. Untuk mengimplementasikan konstruktivisme di kelas, kita harus memiliki keyakinan bahwa ketika peserta didik datang ke kelas, otaknya tidak kosong dengan pengetahuan, mereka dating kedalam situasi belajar dengan, pengetahuan, gagasan dan pemahaman yang sudah ada dalam fikiran mereka. Jika sesuai, pengetahuan ini merupakan materi dasar untuk pengetahuan baru yang akan mereka kembangkan.

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, jika anda akan mengimplementasikan kostruktivisme dalam pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
A.    Mengajukan masalah yang relevan untuk siswa.
Untuk memulai pembelajaran, ajukan permasalahan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat meresponnya, contoh disekolah kita, sampah plastic bekas bungkus jajanan menumpuk, apa yang dapat kalian lakukan dengan itu?
B.     Strukturkan pembelajaran untuk mencapai konsep-konsep esensial.
C.     Sadarilah bahwa pendapat (perspektif) siswa merupakan jendela mereka untuk menalar (berfikir).
D.    Adaptasikan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dan pengembangan siswa.

E.     Lakukan asesmen terhadap hasil belajar siswa dalam konteks pembelajaran. 

Tidak ada komentar: