BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemerolehan
bahasa anak sangat mendasari pada kemampuan mengajarkan bahasa Indonesia di
sekolah dasar kepada para siswa, terutamanya di kelas rendah, karena karakter
setiap anak akan berbeda sehingga dengan mempelajari pemerolehan bahasa dan
landasan berbahasa Indonesia seorang guru dapat menatasinya.
Pemerolehan
bahasa adalah preses yang beralngsung di dalam otak anak-anak ketika ia
memperoleh bahasa pertamanya dari ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan
dengan mempelajari bahasa. Pemebelajaran bahas berkaitan dengan proses yang
terjadi pada anak setelah mempelajari bahasa kedua, setelah ia memperoleh
bahasa pertamanya.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca yang sekarang masih
menjadi mahasiswa dapat mengetahui perkambangan bahasa yang dilalui oleh
anak-anak mengenai landasan dan prinsip-prinsipnya serta implikasinya dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN
DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
1. Landasan
Pembelajaran Bahasa Indosensia
a.
Landasan formal
Tujuan
pengajaran bahasa Indonesia di SD secara umum mengacu pada kemampuan memahami
bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya secara
tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan secara
lisan ataupun tertulis (Resmini, 1998).
b. Landasan teoritik-konseptual
Landasan
teoritik dan konseptual merupakan sejumlah pendekatan yang melandasi
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Prndekatan yang dimaksud adalah
pendekatan komunikatif yang dijiwai teori fungsionalisme, pendekatan
tematis-integratif, dan pendekatan proses.
c. Landasan operasional
Dalam
praktik pembelajaran bahasa Indonesia peranan buku teks sebagai salah satu
sumber pembelajaran sangat penting. Buku teks harus diseleksi, dianalisis, dan
dibandingkan dengan butir-butir pembelajaran yang ada di kurikulum sehingga ada
keterkaitan dengan proses hasil belajar.
2. Prinsip-Prinsip
Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan
pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus
dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran dari tujuan
pembelajaran meliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Secara khirarkis
tujuan dapat di urutkan dari mulai yang bersifat umum atau jangka panjang
sampai pada tingkat tujuan jangka panjang sampai dengan yang spesifik.
Pembelajaran
merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur dan tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen
tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan
berorientasi kepada tujuan. Pembelajaran bahasa Indonesia yang di
tata dan di atur sedemikian rupa dengan di dasarkan pada berbagai aspek yang
menyangkut aspek konsep pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran
bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan pembelajaran yang
dilandasi prinsip-prinsip berikut :
a. humanisme.
b. progresivisme.
c. rekonstruksionisme.
1) Prinsip humanisme berisi wawasan
sebagai berikut:
a) Manusia secara fitrah memiliki bekal yang
sama dalam upaya memahami sesuatu
b) Prilaku
manusia dilandasi motif dan minat tertentu
c) Manusia
selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan
2) Prinsip progresivisme beranggapan
bahwa:
a) Penguasaan
pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan
daya kreativitas
b) Dalam
proses belajarnya siswa seringkali dihadapkan pada masalah yang memerlukan
pemecahan secara baru.
3) Sedangkan prinsip rekonstruksi
mengangap bahwa proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam menata serta
menghubungkan penganalaman dan pengetahuan hingga memebentuk suatu keutuhan.
KBM
juga dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar dan prinsip
motivasi belajar. Adapun prinsip-prinsip kegiatan mengajar tersebut antara lain
sebagai berikut:
1.
Pembelajaran berpusat pada anak sebagai
pembangun pengetahuan
KBM
perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan juga mendorong siswa untuk
mengembangkan potensinya secara optimal dan seimbang.
2.
Keseimbangan etika, logika, estetika dan
kinestika
Pelaksanaan
proses pembelajaran harus menyeimbangkan komponen etika, logika, estetika, dan
kinestika siswa. Pengembangan etika dilaksanakan dalam rangka dalam rangka
penanaman nilai-nilai sosial dan moral termasuk menghargai dan mengangkat
nilai-nilai pluralitas dan nilai-nilai universal. Pengembangan estetika
menempatkan pengalaman belajar dalam konteks holistik dan total untuk
memberikan ruang bagi pengalaman estetik dengan melalui berbagai kegiatan yang
dapat mengekspresikan gagasan, rasa, dan karsa. Logika yang dikembangkan
termasuk berpikir kreatif dan inovatif dengan keseimbangan yang nyata antara
kognisi dan emosi dapat memberikan keterampilan kognitif sekalipun
keterampilan interpersonal.
3.
Melakukan sesuatu yang nyata unntuk
pengembangan keterampilan hidup
Pembejaran
harus menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan keterampilan hidup
untuk menghadapi tantangan hidup yang terjadi di masyarakat. Beberapa aspek
utama keterampilan hidup antara lain kerumah tanggaan, pemecahan masalah,
berpikir kritis dan kreatif, komunikasi, kesadaran diri, menghindari stress,
membuat keputusan, hubungan interpersonal, dan pemahaman berbagai bentuk
pekerjaan serta kemampuan vokasional disertai sikap positif terhadap kerja.
4.
Mengembangkan kemampuan sosial dan emosional
siswa
Siswa
akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya
kepada siswa lain atau guru. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan
terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya dan saling
menjelaskan. Interaksi dapat ditingkatkan dengan belajar kelompok.
5.
Menegembangkan keingintahuan, imajinasi dan
fitrah ber-Tuhan
Siswa
dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan.
Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk bersikap peka,
kritis, mandiri, dan kreatif serta untuk bertaqwa kepada Tuhan. KBM perlu
memperhatikan rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan agar bermakna
bagi siswa.
6.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
KBM
hendaknya dipilih dan dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa untuk
mampu mengidentifikasi masalah dan memecahkannya dengan menggunakan kemampuan
kognitif dan metakognitif. Selain itu, KBM hendaknya merangsang siswa untuk
secara aktif mencari jawaban atas permasalahannya dengan menggunakan prosedur
ilmiah.
7.
Mengembangkan kreativitas siswa
KBM
harus memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan
untuk mengembnagkan dan mengoptimalkan kreativitas siswa.
8.
Mengembangkan kemampuan mengguanakan ilmu,
teknologi informasi dan
komunikasi
KBM
perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh informasi dan multimedia
setidaknya dalam penyajian materi dan penggunaan media pembelajaran.
9.
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara
yang baik
KBM
perlu memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial yang dapat membekali
siswa agar menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang bertanggung jawab.
10.
Belajar sepanjang hayat
KBM
perlu mendorong siswa untuk dapat melihat dirinya secara positif, mengenali
dirinya baik kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa
yang telah dianugerahkan oleh Tuhan YME.
11.
Perpaduan kompetisi, kerjasama dan solidaritas
KBM
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat
berkompetensi secara sehat untuk memperoleh insentif, bekerja sama dan
solidaritas.
Sehubungan
dengan hal-hal yang berkaiatan dengan bahasa KBM Indonesia, maka guru dituntut
agar memiliki sedikitnya tiga kompetensi berikut:
1.
Kompetensi
kognitif
Yakni kemampuan intelektual seperti
penguasaan mata pelajaran, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan,
pengetahuan administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar
siswa, dan pengetahuan umum lainnya.
2.
Kompetensi
sikap
Yakni kesiapan dan kesediaan
guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya.
3.
Kompetensi
performansi
Yakni kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/
berprilaku.
B.
IMPLIKASI
LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa
Indonesia harus mengacu pada prinsip-prinsip praktik pembelajaran untuk
mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimiliki, kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah, dan tuntutan kehidupan
di masa depan. Dengan demikian, guru mampu mengembangkan gagasan tentang
strategi mengajar yang sesuai dengan standar yang diharapkan dengan materi ajar
yang aktual.
a. Strategi
pelaksanaan kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum adalah
cara bagaimana melaksanakan kurikulum sebagai program belajar sehingga program
tersebut dapat mengarahkan peserta didik pada pencapaian tujuandan kompetensi
yang telah ditetapkan.
Untuk dapat melaksanakan kurikulum, guru
harus memahami tujuan dan isi program kurikulum suatu bidang studi yang disusun
dalam bentuk rancangan Garis-garis besar program pengajaran (GBPP). Kurikulum
bila diterjemahkan dan ditransformasikan kepada siswa akan memiliki potensi
dalam mempengaruhi pribadi pesrta didik.
b. Pandangan teoritis yang melandasi pembelajaran
bahasa Indonesia
1) Pandangan whole language
Pembelajaran bahasa mengacu
padapendekatan whole language, sehingga dalam implementasinya digunakan
penekatan integratif. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan
konsep integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi pelajaran
bahasa secara terpadu.
Didasarkan pada pendekatan pengajaran
bahasa yang berwawasan whole language, maka pembelajaran bahsa Indonesia harus
memilki keterpaduan antara (1) pembelajaran komponen kebahasaan, pemahaman, dan
penggunaan, (2) isi pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman siswa, (3)
perolehan pengalaman belajar siswa dengan kenyataan penggunaan bahasa sesuai
dengan aktivitas penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupannya.
2) Pandangan konsruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi
(bentukan) kita sendiri. (Von glasersfeld, 1989, Matthews, 1994, dalam Suparno,
1997).
Ada beberapa kondisi belajar yang bahsa
Indonesia yang sesuai dengan pandangan konstruksivisme antara lain sebagai
berikut:
1. Diskusi
atau curah pendapat yang menyediakan kesempatan agar semua
siswa mengemukakan pendapat dan gagasannya.
2. Demonstrasi
dan peragaan praktik keterampilan berbahasa
3. Kegiatan
praktis lain yang member peluang kepada siswa untuk mempertanyakan,
memodifikasi, dan mempertajam gagasannya.
3) Pandangan komunikatif
Pendekatan komunikatif dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi (yang selanjutnya disebut kompetensi
komunikasi), yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam
konteks yang seutuhnya. Pendekatan komunikatif yang digunakan dalam KBM mengikuti
pandangan bahwa bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi atau alat
interaksi sosial. Dalam rambu-rambu pembelajaran, antara lain dikemukakan:
a.
Belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, baik
secara lisan maupun tulis
b.
Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengguanaan
bahasa Indonesia
c.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
sesuai dengan apa yang ingin dikomunikasikan oleh penutur.
4) Pandangan tematis-integratif
Pendekatan
tematis-integratif pembelajaran bahasa harus dilaksanakan dalam situasi dan
konndisi yang sewajarnya.
5) Keterampilan
proses
Pendekatan keterampilan proses diartikan
sebagai pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan
mental, fisik, dan sosial sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggidalam
individu siswa.Tujuan pokok dari pemakaian keterampilan proses adalah
mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat secara
aktif mengolah dan mengembangkan hasil perolehan/ belajarnya. (Dikbud, 1985)
BAB
III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
materi-materi yang telah di paparkan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pengajaran secara umum yang mengacu pada kemampuan memahami
bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya secara
tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan secara
lisan ataupun tertulis. Dan bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran
yang penting agar siswa maupun para pembaca bisa berbahasa dan memahami
pembelajaran bahasa Indonesia lebih baik lagi.
B. SARAN
Bagi para pembaca jangan hanya berhenti
sampai disini saja mempelajari ilmu-ilmu tentang bahasa Indonesia, karena masih
banyak referensi-referensi lain yang pembahasan bahasa indonesianya lebih bagus
dari makalah ini. Dan juga jangan hanya mempelajari saja, tapi juga harus bisa
menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama pembaca belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim AR, Kemampuan
Berbahasa Indonesia.Pekanbaru:Intinite. 2007.
Santoso, Kusno Budi.
Problematik Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar